Penyuluhan 5 Si Jari Merah: Generasi Remaja Putri Merdeka dari Kurang Darah (Anemia) dan Pembagian Tablet Fe
5 Red Fingers Counseling: A Generation of Young Women Free from Anemia and Distribution of Iron Tablets
Keywords:
Remaja Putri, anemia, tablet FEAbstract
Abstrak
Anemia merupakan penyebab kecacatan tertinggi kedua di dunia. Hal ini disebabkan oleh karena anemia dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain penurunan daya tahan tubuh, gangguan kognitif, pertumbuhan terhambat, aktivitas menurun, dan perubahan tingkah laku. Kegiatan Pengabdian Ini Bertujuan Untuk Memberikan Pengetahuan Kepada Remaja Putri Tentang Anemia Dan Pentingnya Mengkomsumsi Tablet Fe. Metode Yang Digunakan Adalah Metode Penyuluhan Berupa Pemberian Materi anemia & tablet fe, Pembagian Tablet Fe dan bubur kacang ijo. Jumlah Peserta Sebanyak 21 Orang Peserta Remaja Putri Siswi MTS Ma’arif Puro’ro. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Sebelum Dilakukan Penyuluhan Kategori Cukup Sebanyak 5 Orang (25%) Sedangkan Remaja Putri Yang Memiliki Pengetahuan Kategori Kurang Sebanyak 15 Orang (75%). Setelah Dilakukan Penyuluhan Tentang Anemia Pada Remaja Putri, Dilakukan Post Test Dan Didapatkan Hasil Pengetahuan Remaja Putri Kategori Cukup Sebanyak 17 Orang (85%) Dan Sebanyak 3 Orang (15%) Yang Memiliki Pengetahuan Kurang. Ada Peningkatan Pengetahuan Yang Didapatkan Oleh Remaja Putri Setelah Dilakukan Edukasi Dengan Metode Penyuluhan Melalui Program Penyuluhan “5 Si Jari Merah: Generasi Remaja Putri Merdeka Dari Kurang Darah (Anemia) Dan Pembagian Tablet Fe.
Abstract
Anaemia is the second leading cause of disability worldwide. This is because anaemia can cause various complications, including decreased immunity, cognitive impairment, stunted growth, decreased activity, and behavioural changes. This community service activity aims to provide adolescent girls with knowledge about anaemia and the importance of consuming iron tablets. The method used is an educational method in the form of providing information about anaemia and iron tablets, distributing iron tablets and green bean porridge. There were 21 participants, all of whom were female adolescents studying at MTS Ma'arif Puro'ro. Before the education session, 5 participants (25%) had sufficient knowledge about anaemia, while 15 participants (75%) had insufficient knowledge. After the counselling session on anaemia in adolescent girls, a post-test was conducted, and the results showed that 17 participants (85%) had sufficient knowledge and 3 participants (15%) had insufficient knowledge. There was an increase in knowledge among adolescent girls after education was provided using the counselling method through the “5 Red Fingers: A Generation of Adolescent Girls Free from Anaemia” counselling program and the distribution of iron tablets
References
[1] Y. Alfian, M. O. Malik, and M. Arfania, “Penyebab Anemia Pada Remaja Puteri,” J. Ilm. Wahana Pendidik., vol. 2023, no. 6, pp. 649–657, 2023.
[2] M. J. Hockenberry et al., “Symptom Trajectories in Children Receiving Treatment for Leukemia: A Latent Class Growth Analysis With Multitrajectory Modeling,” J. Pain Symptom Manage., vol. 54, no. 1, pp. 1–8, 2017, doi: 10.1016/j.jpainsymman.2017.03.002.
[3] V. Nomor and J. September, “Poltekita : Jurnal Pengabdian Masyarakat,” vol. 4, no. September, pp. 920–927, 2023, doi: 10.33860/pjpm.v4i3.1788.
[4] Kemenkes, Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. 2018.
[5] WHO, “Anaemia in Women and Children,” WHO, 2021.
[6] E. Sedlander et al., “Moving beyond individual barriers and identifying multi-level strategies to reduce anemia in Odisha India,” BMC Public Health, vol. 20, no. 1, pp. 1–16, 2020, doi: 10.1186/s12889-020-08574-z.
[7] Riskesdas, “Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018,” Kementrian Kesehat. RI, vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2018.
[8] S. Musrah and Widyawati, “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri,” J. Ilm. Sesebanua, vol. 3, no. 2, pp. 69–77, 2019.
[9] U. Kalsum and Badar, “The Risk Factors Determining Anemia and Its Effect among Senior High School Students in Samarinda, Indonesia,” Heal. Notions, vol. 5, no. 6, pp. 189–194, 2021, [Online]. Available: http://heanoti.com/index.php/hnhttp://heanoti.com/index.php/hn/article/view/hn50602%0Ahttp://heanoti.com/index.php/hn/article/view/676
[10] T. B. Roy, P. Das, and T. Das, “Unique Contribution of Maternal Factors and Its Association with Anemia Among Under 5 Children in Indian Context,” Glob. Soc. Welf., vol. 11, no. 1, pp. 45–60, 2024.
[11] D. Oktariana, E. Lusiana, N. S. Tamzil, and G. D. Prasasty, “Pendampingan manajemen pencegahan anemia pada remaja,” J. Pengabdi. Masy. Humanit. Med., vol. 1, no. 1, pp. 35–45, 2020, doi: 10.32539/hummed.v1i1.8.
[12] I. M. Purnadhibrata and I. P. Suiraoka, “Edukasi Gizi dan Penguatan Konsumsi Tablet Fe pada Remaja Putri di SMK Pariwisata Kertayasa dan SMK Werdi Sila Kumara Kabupaten Gianyar,” J. Pengabmas Masy. Sehat, vol. 1, no. 3, pp. 157–163, 2019.
[13] N. R. M. Manikam, “Known facts: iron deficiency in Indonesia,” World Nutr. J., vol. 5, no. S1, pp. 1–9, 2021, doi: 10.25220/wnj.v05.s1.0001.
[14] N. Nurfitriani, S. R. Nurita, and Y. Yuliana, “Edukasi Pentingnya Konsumsi Tablet Fe pada Remaja di SMAS Adhyaksa 1 Kota Jambi,” J. Abdimas Kesehat., vol. 7, no. 1, pp. 105–112, 2025, doi: 10.36565/jak.v7i1.872.
[15] N. Musniati and Fitria, “Pencegahan Anemia pada Remaja Putri,” Media Karya Kesehat., vol. 5, no. 2, pp. 224–232, 2022, doi: 10.36312/sasambo.v6i3.2003.
[16] M. Saputri, A. Wardiyah, and R. Rilyani, “Pengetahuan Remaja tentang Anemia pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Hidayatul Islamiyah di Bandar Lampung,” Malahayati Nurs. J., vol. 7, no. 1, pp. 377–386, 2025, doi: 10.33024/mnj.v7i1.16511.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Journal of Sustainable Community Practices

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
CC Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0







